deskripsi

Kamis, 20 Januari 2011

SISTEM PENANGKAL PETIR

PENANGKAL PETIR

LATAR BELAKANG : kondisi geografis wilayah Indonesia banyak sambaran petir
Sambaran petir menimbulkan kerugian bagi manusia, bangunan, isi bangunan dan fungsi bangunan
Dalam pemasangan, harus memperhatikan syarat dan estetika bangunan
Petir mencangkup KILAT (LIGHTNING) dan GUNTUR (THUNDER)
gambar thunder
Petir terkait dengan awan CUMULONIMBUS
Instalasi penangkal petir berfungsi untuk “menangkap petir dan menyalurkannya ke tanah”
Instalasi ini tidak mengurangi kemungkinan sambaran petir
INSTALASI PENANGKAL PETIR :
Terdiri atas :
·         SISTEM KONVENSIONAL
detail spitch

detail spitch

detail bak kontrol



·         SISTEM NON RADIOAKTIF

Terbagi atas :
·         PENGHANTAR DI ATAS TANAH
·         PENGHANTAR PEMBUMIAN
PENGHANTAR DI ATAS TANAH : penghantar yang dipasang di atas atap, berupa elektroda metal yang dipasang tegak, elektroda yang dipasang mendatar dan tiang logam lain yang dapat dimanfaatkan sebagai penghantar penyalur (utama dan pembantu)
PENYALUR PEMBANTU : seperti talang logam, besi beton konstruksi dan tiang metal lainnya
PENGHANTAR PEMBUMIAN BERUPA :
·         ELEKTRODA PITA (tunggal, menyebar, melingkar)

·         ELEKTRODA BATANG


·         ELEKTRODA MENDATAR
·         PEMBUMIAN PONDASI
TIPOLOGI BANGUNAN YANG HARUS DIPASANG PENANGKAL :
·         Bangunan tinggi, menara, cerobong


·         Bangunan penyimpan bahan mudah terbakar, gudang
·         Bangunan publik
·         Bangunan dengan fungsi khusus
·         Bangunan terisolir pada lahan luas






















KELISTRIKAN

KELISTRIKAN
Listrik merupakan suatu bentuk energi
Pengetahuan kelistrikan bagi seorang perancang dapat melengkapi pengetahuan mengenai infrastruktur dan sistem mekanikal elektrikal
PHASE = menghantarkan listrik
NETRAL = yang mengembalikan laju hantaran listrik
ISTILAH KELISTRIKAN :
·         PHASE 
·         NETRAL
·         CIRCUIT BREAKER
·         KABEL PENGHANTAR
·         TRANSFORMATOR


·         GENERATOR SET
*syarat penting yang harus diikuti perancang kelistrikan adalah “beban antar phasa harus seimbang”.
MACAM-MACAM ARUS LISTRIK :
·         AC (ALTERNATING CURRENT / arus bolak-balik)
·         DC (DIRECT CURRENT / arus searah)
SUMBER ARUS LISTRIK :
·         PLN
·         Genset
·         Baterai, accu dll
UNSUR ARUS LISTRIK :
·         Kuat arus (I) : AMPERE
·         Tegangan (V) : VOLT
·         Daya (P) : WATT
STANDART PERATURAN : PERATURAN UMUM INSTALASI LISTRIK
Mengubah arus dari DC ke AC menggunakan INVERTER
Mengubah arus AC ke DC menggunakan KONVERTER
DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK :
·         Pembangkit (generator) dalam kapasitas sampai dengan MW (mega watt)
·         Jaringan :
1.      Tegangan tinggi (150 kV – 70 kV)
2.      Tegangan menengah ( 20 kV)
3.      Tegangan rendah (220 V – 380 V)
·         Konsumen : besar (industri), menengah (bangunan komersial, publik) dan perumahan
SUMBER KELISTRIKAN (DI POWER HOUSE) :
·         Panel tegangan menengah
·         TRANSFORMATOR
·         Generator set (mesin diesel + ALTERNATOR)
PEMBEBANAN :
·         PENERANGAN
·         TATA UDARA ( beban mencapai 70 %)
·         DAPUR
·         Peralatan transportasi
·         Peralatan komunikasi, tata suara, alarm, dll
PROSEDUR RANCANGAN KELISTRIKAN :
·         Estimasi beban listrik
·         Sesuaikan instalasi dengan standart utilitas kota
·         Beban pengkondisian udara
·         Pertimbangan letak, ukuran, peralatan listrik
·         Pisahkan penerangan dengan daya
·         Buat diagram listrik
PERTIMBANGAN ENERGI LISTRIK :
·         Biaya operasional
·         Instalasi yang operasional (loss rendah) :
1.      Pengelompokan yang baik
2.      Sumber sedekat mungkin dengan alat yang baik
3.      Ukuran penghantar sesuai
4.      Pembatas daya yang sesuai
·         Menyediakan peralatan pengatur beban
·         Menyiapkan kontrol timer (otomatis)






Selasa, 18 Januari 2011

CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN AC

CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN AC
AC dihitung dalam satuan BTU (British Termal Unit)
RUMUS :
            KEBUTUHAN AC = LUAS RUANGAN x KOEFISIEN
            1 m² = 500 BTU/ hour, untuk ruangan dengan tinggi standar 2,5 – 3,5 m
Misal kamar ukuran 3x4 m² :
                                    =  (3x4) x 500 BTU/ hour
                                    =  12 x 500
                                    = 6000 BTU/ hour
1 pk = 8000 – 10000 BTU/ hour
1 pk = 9000 BTU/ hour
Dalam hitungan = 6000 BTU/ hour = 0,6667 pk, jadi disarankan menggunakan ¾ pk = 7000 BTU/ hour
STANDAR PENGGUNAAN AC :
Ruang dengan ukuran 3 x 3 m² = ½ pk
Ruang dengan ukuran 4 x 4 m² = 1 pk
Ruang dengan ukuran 4 x 6 m² = 1,5 pk
Ruang dengan ukuran 3 x 4 m² = ¾ pk
CARA LAIN :
P x l x (T/3) x 0,07 = …….. pk
KETERANGAN : p = panjang ruangan
                        L = lebar ruangan
                        T = tinggi ruangan
1 pk kompresor AC bisa menghasilkan 8000 – 10000 BTU/ hour
STANDART KONVERSI BAKU :
·         1 pk (paar de kraft) = 745 watt
·         1 watt = 3,142 BTU
·         1 pk = 2546,699 BTU/ hour
SOAL CONTOH :
Diketahui : ukuran ruangan = (H) x (L) x (W)
·         Kondisi ruang luar, temperatur = t◦,kelembaban = ….% (50 – 80 %)
·         Kondisi ruang dalam, temperatur = t1, kelembaban = …% (50 – 80 %)
·         Eksterior ruang = kaca
·         Tinggi plafond = ….. m
·         Tinggi jendela = …… m
·         Okupasi ruang = beban brutto/ orang
JAWAB :
1.      BEBAN KALOR MELAUI BIDANG KACA (BEBAN SENSIBLE)
·         Utara = …. m² x 800 BTU/ hour/ m² = …… BTUh
·         Selatan =…..m² x 400 BTU/ hour/ m²
·         Timur =…..m² x 900 BTU/ hour/ m²
·         Barat = ….m² x 1000 BTU/ hour/ m²
2.      BEBAN KALOR OLEH TRANSMISI BIDANG DINDING
·         Utara = ….m² x 2,15 BTU/ hour/ m² F x (t-t1) = … BTUh
·         Selatan =….m² x 2,15 BTU/ hour/ m² ⁰ F x (t-t1)
·         Timur =….m² x 2,15 BTU/ hour/ m² ⁰ F x (t-t1)
·         Barat =….m² x 2,16 BTU/ hour/ m² ⁰ F x (t-t1)
3.      BEBAN ATAP = ….m² x 11,5 BTUh,( *catatan : untuk Indonesia t-t1 = 5F)
4.      BEBAN SENSIBLE ORANG = okupasi x 200 BTUh = ….. BTUh
BEBAN LATENT ORANG = okupasi x 250 BTUh =…… BTUh
BEBAN LAMPU TL = jumlah watt lampu x 1,25 x 3,4 BTUh =…. BTUh
5.      VENTILASI / INFILTRASI :
CFM = (H) x (L) x (M) x AC x 35,31
                                         60
            Keterangan : H = height          AC = air charger / hour = 2
                                    L = length
BEBAN KALOR INFILTRASI UDARA LUAR :
·         BEBAN SENSIBLE = CFM x (t-t1) x 0,67 = … BTUh
·         BEBAN LATENT = CFM x perbedaan specific humidity
·         Humidity = 0% - 50% = 40 % = (0,4 gr/lb)x 0,67 = ….BTUh

6.     TOTAL BEBAN PENDINGIN = (1) + (2) + (3) + (4) + (5) = ….. BTUh

·         1 ton R = 12000 BTUh

·        Kapasitas AC = TOTAL BEBAN PENDINGIN = …… ton R
12000

·         Atau cara lain : TOTAL TON R / jumlah lantai x t luas lantai / 100 = ….. ton R / 100 m³
·         R = refrigerant
7.      MENGHITUHG DAYA LISTRIK : 1 ton R = 1,25 kW
TOTAL DAYA LISTRIK = TOTAL TON R x 1,15 kW

SISTEM PENDINGINAN AKTIF

PENDINGINAN AKTIF
·         ACTIVE COOLING
·         DESIGN PRINCIPLES
·         DESIGN GUIDELINES
·         Temperatur ideal di Indonesia = 26 C
A.      COOLING (PENDINGINAN) :
1.       TIER 1 :
·         SHADING
·         EXTERIOR COLOR
·         INSULATION, contoh : penggunaan aluminum foil pada atap
2.       TIER 2 :
·         EVAPORATIVE , contoh : disemprot air
·         CONVECTIVE , contoh : penggunaan bukaan yang banyak
·         RADIANT, contoh : melihat kondisi langit
3.       TIER 3 :
·         COOLING EQUIPMENT : REFRIG MACHINE and DUCTS

B.      HEAT LOAD IN BUILDING :
C.      THE WAY REMOVING HEAT FROM BUILDING
PRINSIP PENDINGINAN AKTIF : PENDINGINAN TANPA TERGANTUNG OLEH WAKTU
D.      COMPRESSION REFRIGERATION :








E.       ABSORPTION REFRIGERATION : pendinginan dengan bantuan “PANAS”
COOLING SYSTEM :
·         DIREST REFRIGERANT SYSTEM : dilewatkan di suhu dingin
·         ALL- AIR SYSTEM : pemakaian ducting (pipa)
·         ALL - WATER SYSTEM
·         COMBINATION AIR – WATER SYSTEM
ALL- WATER SYSTEM :
 
COMBINATION AIR – WATER SYSTEM 
APLICATION :
·         SMALL BUILDING :
1.       THROUGH THE WALL UNIT (AC SPLIT)
2.       PACKAGE SYSTEM
3.       SPLIT DUCT
4.       DUCTLESS
·         LARGE, MULTISTROY BUILDINGS :
1.       ALL AIR SYSTEM (C.A.V-SINGLE,double,multizone,terminal reheat,V.A.V)
2.       ALL WATER SYSTEM (INDUCTION SYSTEM)
3.       ALL WATER SYSTEM (FAN-COIL SYSTEM, WATER LOOP, HEAT-PUMP SYSTEM)
C.A.V = Constant Air Volume ( untuk mesin AC)
V.A.V = Variable Air Volume (untuk volume udara)
V.R.V = Variable Refrigerant Volume (untuk volume refrigerant)
·         DISPOSITION :
CENTRAL STATION SYSTEMS : komponennya terpusat (biasanya menggunakan ALL-AIR SYSTEM / ALL WATER)
·         DESIGN PRINCIPLES :
1.       SURFACE-TO-VOLUME RATIO (perbandingan permukaan dan volume paling kecil)
2.       ADOPT CORRECT OTTV FOR ENERGY CONSERVATION,
OTTV : Overall Thermal Transfer Value
·         EFFECTIVE ORIENTATION :
·         MINIMIZING INTERNAL HEAT LOAD (meminimalisasi penghuni dan peralatan)
·         Memilih sistem pendinginan yang benar
·         SYSTEM INTEGRATION
DESIGN GUIDELINES :
·         SIZING (6-9% total luas)
·         LOKASI :
1.       MER (CENTRAL, PERIMETER)
2.       ROOF, BASEMENT, INTERMEDIATE, OUTDOOR
·         NOISE REDUCTION
·         DUCT DESIGN
·         KONDISI IKLIM
·         POLA PENGHUNI
SPESIFIKASI BANGUNAN YANG MENGGUNAKAN VENTILASI ALAM :
·         MASSA BANGUNAN TIPIS
·         MEMILIKI CROSS VENTILATION
·         PLAFON TINGGI
SPESIFIKASI BANGUNAN YANG MENGGUNAKAN VENTILASI BUATAN :
·         MASSA BANGUNAN TERATUR
·         SEJAJAR DENGAN ANGIN
·         PLAFON RENDAH